Sabtu, 23 Juni 2018

Guru Dan Murid Tertawa Karena Beda Pendapat

~ Imam Malik, guru Imam Safii dalam majlis menyampaikan, sesungguhnya rezeki itu perkara inayatullah, yaitu sering datang tanpa diduga dan bukan melulu sunatullah, yaitu matematis dan sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan memberikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya.

~ Imam Syafii, sang murid berpendapat lain. Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki.
Guru dan murid bersikukuh pada pada pendapatnya. 

~ Suatu saat tengah meninggalkan pondok, Imam Syafii melihat serombongan orang tengah memanen anggur. Diapun membantu mereka. Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafii memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.
Imam Syafii girang, bukan karena mendapatkan anggur, tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang dari sangkar, bagaimana ia akan mendapat rezeki. Seandainya dia tak membantu memanen, niscaya tidak akan mendapatkan anggur.

~ Bergegas dia menjumpai Imam Malik sang guru. Sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, dia bercerita. . Imam Syafii sedikit mengeraskan bagian kalimat “seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”

~ Mendengar itu Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berucap pelan.
“Sehari ini aku memang tidak keluar pondok. Hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”

~ Guru dan murid itu kemudian tertawa. Dua Imam madzab mengambil dua hukum yang berbeda dari cara pandang yang berbeda.  Dalil Imam Malik. Man yattaqillâha yaj’allahû mahrajan. Wa yarzuqhu min haitsu lâ yahtasib…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At Thalâq 2-3). Sementara Dalil Imam Syafii muda. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka sendiri." QS Ar-Ra’d 11. Waallahu'alam. 

(As-Subkhi, Minhaj al-Yaqin, hal.127, syarah dari bait puisi ke 1,2,3)

Minggu, 15 April 2018

ADAB SEORANG ISTRI

Al-Imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya' Ulumuddin menuturkan bahwa kata-kata yang indah dalam urusan hak suami atas istri adalah nikah itu merupakan bagian dari perbudakan. Dengan demikian istri wajib taat kepada suami selama bukan merupakan maksiat kepada Allah SWT. Sebagian Ulama menjelaskan tentang adab seorang istri antara lain :

1. Istri wajib selalu berada di rumah dan berusaha membuat kesibukan seperti menjahit atau semisalnya. Tidak perlu keatap rumah untuk melihat yang terjadi diluar rumah.

2. Tidak baik banyak bicara bersama tetangga. Tidak main ke rumah tetangga, kecuali kalau ada keperluan.

3. Menjaga perintah suaminya, baik ketika suaminya berada di rumah maupun dalam perjalanan.

4. Senantiasa membuat senang suami dalam segala halnya. Tidak berdusta, baik dalam urusan pribadi maupun masalah harta suami.

5. Tidak keluar rumah apabila tidak mendapat izin dari suaminya. Jika ia keluar rumah dengan izin suami, itu pun sebaiknya ia lakukan dengan menyamar, memakai pakaian jelek, mencari jalan yang sepi, tidak lewat jalan umum atau pasar.

6. Menjaga diri agar yang lain tidak mendengar suara atau mengetahui kulit tubuhnya.

7. Jangan menampakan diri terhadap teman suaminya.

8. Selalu memperindah diri dan sikapnya, menciptakan suasana yang sejuk dan damai dalam rumah tangga, sebagai destinasi dari shalat dan puasanya.

9. Menerima apa yang diberikan suaminya sebagai rizki yang dianugerahkan Allah SWT. kepadanya.

10. Selalu mendahulukan hak suami yang harus ia dilaksanakan dari semua keluarganya.

11. Senantiasa tersenyum, sopan, rapi, dan mempersiapkan diri untuk kebahagiaan suaminya.

12. Sayang terhadap anak-anak, menyimpan rahasia mereka, tidak berbicara kejelekan dan marah kepada mereka.

13. Bersenda gurau dengan suami dengan saling mencintai dan mengasihi.

Selasa, 10 April 2018

10 SIFAT PRIBADI YANG AMANAH


1. Saliimul ‘Aqiidah سليم العقيدة
(BERSIH AQIDAHNYA)
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semuanya karena Allah Rabb semesta alam”. (Al-An’aam : 162)

2. Sahiihul ‘Ibaadah صحيح العبادة
(BENAR ‘IBADAHNYA)
“Shalatlah kamu seperti yang kamu lihat Aku shalat”. (Riwayat Bukhari)

3. Matiinul Khulu متين الخلق
(KOKOH AKHLAKNYA)
“Dan sesungguhnya kamu wahai Muhammad benar-benar memiliki akhlak yang agung. (Al-Qalam : 68)

4. Qawiyyul Jismi قوي الجم
(KUAT JASMANINYA)
“Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah”. (Riwayat Muslim)

5. Mutsaqqaful Fikri مثقف الفكر
(INTELEK DALAM BERFIKIR)
“Katakanlah: samakah orang yang ber-ilmu dengan orang yang tidak ber-ilmu, sesungguhnya hanya orang-orang yang ber-akallah yang dapat menerima pelajaran”. (Az-Zumar : 39)

6. Mujaahidun Linafsih مجاهد لنفسه
(KUAT MELAWAN HAWA NAFSUNYA)
“Tidak ber-iman seseorang dari kamu, sehingga ia menjadikan hawa nafsunya tunduk pada ajaran Islam yang aku bawa”. (Riwayat al-Haakim)

7. Hariishun ‘alaa Waktih حريص على وقته
(SUNGGUH-SUNGGUH MENJAGA WAKTUNYA)
“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum miskin, lowongmu sebelum sibuk, dan hidupmu sebelum mati”. (Riwayat al-Haakim)

8. Munazhzhamun fii Syu’unih  منظم في شئونه
(TERATUR DALAM SEMUA MASALAHNYA)
“Kebatilan yang teratur, dapat mengalahkan kebenaran yang tidak teratur”. (Ali bin Abi Thalib)

9. Qaadirun ‘alal Kasbi  قادر على الكسب
(MAMPU BERUSAHA SENDIRI)
“Tidak ada penghasilan yang lebih baik bagi seorang laki-laki daripada bekerja sendiri dengan kedua tangannya”. (Riwayat Ibnu Majah)

10.Naafi’un lighairihi  نافع لغيره
(BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN)
“Sebaik-baik manusia, adalah paling bermanfaat bagi sesama manusia”. (Riwayat al-Qudhaa’i).

PRIBADI YANG AMANAH BERKARAKTER SEPERTI INILAH IZZATUL ISLAM WAL MUSLIMIN AKAN KEMBALI

Ya Ilaahi rabbi, kumpulkan aku bersama mereka yang amanah jujur ikhlas sabar. Bukan dengan mereka yang pandai bertutur manis tapi kufur. Berjanji tak menepati. Berwajah sedih namun berhati keji. Mengaku keluarga muslim ternyata bersanak nasrani. (fim)