Rabu, 11 Mei 2011

Pedagang Asongan Bandara, Pagi Digusur Malamnya Berdatangan

Tangerang - Sejumlah pedagang asongan tetap berdagang secara kucing-kucingan di areal parkir Bandara Soekarno-Hatta. Kemarin malam, Tempo memergoki mereka. Padahal, paginya tiga pedagang sudah diangkut ke kantor polisi. 

Dalam razia yang dilakukan aparat kemarin, tiga pedagang tersebut bersama 53 sopir taksi gelap dan 17 calo tiket, diamankan aparat keamanan gabungan Bandara Soekarno-Hatta (BSH).

"Pagi sengaja tidak jualan karena infonya mau diangkut. Jadilah malam kami dagang," kata Tati penjual kopi, rokok, dan permen di parkir Terminal 2 D. Tati dan sejumlah pedagang terlihat menyembunyikan diri di sela-sela deretan mobil yang diparkir.

Mereka berposisi menyebar dan tetap menggelar dagangan. Di tangannya, Tati menenteng termos air panas untuk menyeduh kopi atau teh. "Kalau sewaktu ada petugas bisa lari," ujar Tati.

Pelanggan asongan ini memang bukan penumpang pesawat yang berbaju perlente dan necis. Tapi, pembelinya sebagian besar adalah tukang ojek yang juga ngetem di terminal penumpang, sopir taksi gelap, dan sopir mobil yang mengantar tuannya ke bandara.

Namun, pihak pengelola bandara tidak akan membiarkan puluhan pedagang asongan betah berjualan. Mulai pagi tadi, petugas Security PT AP II sudah siaga di penjuru terminal.

"Kami merazia kembali sejak tadi subuh sampai siang nanti pukul 12.30 dan continue secara terus-menerus," kata M. Fahridh, Kepala Keamanan PT AP II saat dihubungi Tempo, Selasa, 10 Mei 2011.

Deputi Senior Manager Bandara Soekarno-Hatta, Mulya Abdi, mengungkapkan aksi sweeping itu diberlakukan sejak kemarin dan akan dilakukan setiap hari. "Targetnya, agar seluruh kegiatan ilegal itu bisa hilang dan pengguna jasa di bandara merasa nyaman,” kata Abdi.

Mulya Abdi mengatakan jumlah tangkapan dalam razia yang digelarnya tersebut relatif terus mengalami penurunan dibandingkan masa-masa sebelumnya.

Secara akumulatif, pada April 2011 tercatat sebanyak 800 taksi gelap, 162 calo tiket, dan 92 pedagang asongan berhasil dirazia. Sementara itu, pada kurun waktu sama pada tahun lalu, pelaku bisnis ilegal yang tertangkap tercatat sebanyak 1.200 taksi gelap, 175 calo tiket, serta 92 pedagang asongan.

Abdi berharap para pengguna jasa juga dapat berkontribusi membantu aparat dalam upaya menghilangkan praktek-praktek yang merusak citra bandara tersebut.

Salah satunya adalah dengan tidak memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh para pelaku, yang dalam kegiatannya menggunakan metode ”kucing-kucingan” dengan petugas.

Sumber : tempointeraktif.com

Tidak ada komentar: