Minggu, 12 Juni 2011

MAKASSAR: Berikut ringkasan berita utama di kawasan timur Indonesia yang dimuat sejumlah surat kabar daerah, a.l. eksportir ikan kebingungan dengan adanya standar ekspor baru, bandara Hasanuddin belum kantongi izin terbang internasional, dan Bea Cukai siap perbaiki pelayanan.

STANDAR EKSPOR BARU: Asosiasi Eksportir Ikan Indonesia Sulawesi Selatan mengaku kebingungan dengan standar ekspor internasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Ketua Asosiasi Eksportir Ikan Sulawesi Selatan M Sain Muin mengatakan Kementerian tersebut tidak memberikan standar khusus yang bisa dipahami oleh para eksportir. ”Dalam sosialisasi, kami hanya diberi pengetahuan dasar,” kata dia kemarin.

Sehari sebelumnya, di Hotel Clarion Makassar Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkenalkan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). HACCP merupakan sertifikasi yang wajib dimiliki oleh para eksportir ikan untuk memenuhi kelayakan ekspor. (Koran Tempo Makassar)

BELUM KANTONGI  IZIN: Impian Bandara Sultan Hasanuddin Makassar membuka penerbangan langsung ke Jeddah, Arab Saudi, Hong Kong dan Australia bakal buyar. Bandara kebanggaan Sulawesi Selatan itu ternyata belum mengantongi sertifikat internasional dari Federal Aviation Administration (FAA) dan Dinas SertIfikasi Keamanan Udara (DSKU) Kementerian Perhubungan.

Status Bandara Hasanuddin sebenarnya itu diungkapkan oleh perwakilan Garuda Indonesia cabang Makassar dalam pertemuan antara manajemen Garuda Indonesia dengan Ikatan Penyelenggara Haji dan Umrah Sulawesi Selatan (IPHU) dan pengusaha nasional Aksa Mahmud di Menara Bosowa, Makassar, kemarin. (Koran Tempo Makassar).

PERBAIKI LAYANAN: Komplain yang dinyatakan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terkait pemeriksaan ketat oleh pihak Bea Cukai, ditanggapi positif. Pejabat Pelaksana Tugas Kepala Kantor pengawasan dan pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Makassar Minhajuddin, didampingi Sulwan Kojar (Kasi Penindakan dan penyidikan), serta Suhartono (Kasubsi Penyuluhan) mengatakan pihaknya berusaha memperbaiki cara pelayanan agar lebih sopan sesuai dengan harapan gubernur.

Bila mereka diminta untuk lebih sopan lagi, Sulwan berjanji akan memperbaikinya dan menganggap itu masukan yang baik. Akan tetapi, jika pemeriksaan yang diperlonggar, mereka khawatir akan dimanfaatkan penyelundup untuk masuk. Sulwan juga menjelaskan, pada 2010 tren penyelundupan barang-barang terlarang banyak dari Malaysia dan Singapura.

Sumber : www.bisnis.com
Picture : Fotografi kompas

Tidak ada komentar: