Minggu, 14 Agustus 2011

Ada 400 Penerbangan Tambahan untuk Lebaran



SHIA-PT Angkasa Pura II, selaku pengelola 12 bandar udara, termasuk Soekarno-Hatta, menyiapkan berbagai fasilitas untuk 400 penerbangan tambahan sebagai angkutan Lebaran tahun ini. Mereka juga mempelajari pergerakan penumpang dan pesawat menjelang dan sesudah Lebaran.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengatakan 400 penerbangan tambahan itu setara dengan kapasitas 82.748 tempat duduk dari dan ke Soekarno-Hatta. Jumlah itu dibagi dalam penerbangan internasional dan domestik.

Untuk penerbangan internasional terdapat 102 penerbangan dengan 51 keberangkatan dan 51 kedatangan dengan 27.720 kursi dengan perhitungan 1.980 kursi per hari. Adapun penerbangan domestik lebih banyak, yakni 398 penerbangan dengan pergerakan 149 kedatangan dan 149 keberangkatan dengan hitungan 3.930 kursi per hari.

"Sasaran kami menciptakan dan meningkatkan pelayanan jasa kebandarudaraan yang lancar, aman, nyaman, dan tertib dengan memperhatikan keselamatan penerbangan," kata Sunoko kepada Tempo, Rabu, 10 Agustus 2011.

Ia menambahkan, demi memonitor aktivitas di bandara, 366 kamera CCTV dipasang di berbagai titik. "Empat titik CCTV dapat diakses dari posko Lebaran terpadu Kementerian Perhubungan," kata Sunoko sambil menambahkan bahwa fasilitas mesin pemindai sinar-X dan check-in desk juga ditambah.

Sumber : Tempointeraktif.com

Jumat, 12 Agustus 2011

Bandara Sydney Geger Karena Basket

foto
Pemindai tubuh di bandar udara Sydney, Australia. (AOL)
Sydney - Alarm pemindai tubuh di Bandar Udara Sydney, Australia, meraung-raung. Padahal di tubuh si calon penumpang yang melewati pemindai sudah dinyatakan clear'alias aman. Tiga kali penumpang itu lewat, tiga kali pula alarm pemindai menyala.

Setelah ditelisik, petugas keamanan pun menyimpulkan alarm di alat pemindai itu bunyi gara-gara ketiak penumpang yang basah karena keringat. Anak muda zaman sekarang menyebutnya basket alias basah ketek. Menurut para petugas, mesin pemindai supercanggih itu terlalu sensitif. Saking pekanya, ketek yang basah pun memicu alarm.

Saat peluncurannya, Menteri Transportasi Australia Anthony Albanese mengklaim alat pemindai ini adalah yang paling canggih. "Teknologinya yang terbaik di dunia," kata dia seperti dikutip dari News.com.au pada 2 Agustus 2011.

Alat pemindai tubuh tersebut memang yang paling canggih, tapi sejumlah negara Eropa mulai mengeluhkan alat itu. Pada akhir Juli lalu, misalnya, polisi Jerman menolak menggunakan pemindai itu karena terlalu sensitif dan lebih sering error.

Albanese menambahkan saat ini alat tersebut masih tahap percobaan dan belum final akan dipakai di seluruh bandar udara. Keputusan final akan diambil setelah percobaan serupa dilakukan di bandar udara Melbourne pada September mendatang.

Sumber : Tempointeraktif.com

Gagalkan Penyelundupan 16 Piton di Bandara Polonia, Medan


MEDAN - Penyelundupan satwa kembali bisa digagalkan. Kali ini di Medan, Sumatera Utara. Balai Karantina Kelas II Bandara Polonia mengamankan 16 ular jenis piton kemarin (10/8).

Penyelundupan ular piton tersebut terungkap karena ada gerakan kotak yang mencurigakan saat petugas melakukan pemeriksaan. Kotak itu hendak dikirim ke Jakarta dan Denpasar. Saat dibongkar, ternyata kotak tersebut berisi 16 ular piton, masing-masing berukuran 25 sentimeter.

Menurut informasi yang dihimpun Sumut Pos (Jawa Pos Group), 16 hewan melata itu diamankan sambil menunggu si pemilik datang untuk memberikan penjelasan. ”Pengungkapan itu bermula dari kecurigaan petugas yang melakukan pemeriksaan terhadap setiap barang melalui X-ray,” kata salah seorang sumber.

Saat masuk ke mesin pemindai, kotak itu terdeteksi berisi hewan hidup. Penasaran dengan kotak tersebut, petugas langsung membongkarnya. Ternyata, isinya berupa ular piton.
Kepala Seksi (Kasi) Karantina Hewan Kelas II Polonia Rosleini saat ditemui di ruang kerjanya enggan berkomentar banyak. ”Nanti saya beri tahu, ya. Sebab, saya harus berkoordinasi terlebih dahulu kepada atasan saya,” katanya kemarin.

Sedangkan Kepala Operasional Bandara Polonia Johanes yang dikonfirmasi wartawan koran ini melalui telepon seluler tadi malam membenarkan bahwa pihak karantina sudah melaporkan penemuan ular tersebut. ”Ularnya sudah diamankan untuk penyelidikan oleh Karantina Kelas II Bandara Polonia. Selanjutnya, akan dilakukan penyelidikan kepemilikan ular piton. Tapi, masih secara lisan kami terima laporan. Untuk datanya, datang saja ke kantor saya besok (hari ini, Red),” ujar Johanes.

Sumber : www.radarjogja.co.id

Kamis, 11 Agustus 2011

Terminal 2, Lokasi Terminal Khusus Garuda Indonesia

foto
Rencana perluasan Bandara Soekarno-Hatta.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan usaha milik negara (BUMN) pengelola Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II (Persero), sedang menyiapkan dedicated terminal atau terminal khusus bagi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Itu adalah bagian dari grand design Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini sedang disusun Angkasa Pura II.

“Mengenai rencana dedicated terminal Garuda memang benar. Rencananya di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta,” kata Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S. Sunoko melalui pesan pendek, Selasa, 9 Agustus 2011 malam.

Menurutnya, saat ini pihaknya masih dalam tahap pemenuhan awal kebutuhan Garuda untuk menjadi anggota SkyTeam yang terdiri dari Saudi Arabia, KLM, MAS, dan China Airlines. Rencananya maskapai-maskapai tersebut akan bergabung dan berangkat dari Terminal 2D ke 2E.

Melalui kerja sama dengan Garuda, Angkasa Pura II juga mulai melaksanakan beberapa kegiatan di Terminal 2, di antaranya menyiapkan lounge untuk anggota SkyTeam di Terminal 2E dan sinkronisasi proses check-in counter. “Sementara perubahan secara signifikan lainnya masih menunggu selesainya grand desaign Bandara Soekarno-Hatta,” lanjut Tri.

Sebelumnya, Menteri BUMN Mustafa Abubakar sempat mengatakan sedang mengkaji kemungkinan pembukaan terminal khusus bagi penerbangan Garuda. "Kami sedang usahakan Garuda mendapat dedicated terminal," kata Menteri Mustafa Abubakar, Selasa, 9 Agustus 2011, di kantornya.

Menurut Mustafa, usulan tersebut sebenarnya sudah bergulir sejak lama. Dengan adanya terminal khusus tersebut diharapkan membantu kelancaran operasional penerbangan Garuda. “Dengan itu diharapkan Garuda bisa mengembangkan setara dengan yang lain," kata Mustafa.

Berdasarkan informasi yang dirangkum, pada tahun lalu, manajemen Garuda sempat mengusulkan adanya terminal khusus, baik di Bandara Soekarno-Hatta ataupun di Bandara Ngurah Rai. Usul tersebut menyusul rencana Garuda untuk bergabung dalam aliansi global antarmaskapai dengan tujuan memperkuat penetrasi di pasar penerbangan internasional.

Sumber : Tempointeraktif.com

Selasa, 09 Agustus 2011

Bawa bahan peledak, tiga warga Korea ditangkap di Bandara Soekarno - Hatta

JAKARTA. Petugas keamanan bandara (Aviation Security) Bandara Internasional Soekarno-Hatta menangkap tiga warga negara Korea yang diduga membawa alat peledak berkekuatan tinggi, pagi tadi. Pelaku yang terdiri dari dua pria dan seorang wanita itu berniat menuju Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan menumpang pesawat Lion Air JT-760, pukul 06.15 WIB.

Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II, Salahudin Rafi, mengatakan pelaku membawa barang-barang yang dikemas dalam sebuah tas khusus. Tas itu ternyata berisi sejumlah detonator, 10 jenis kabel pemicu dengan beragam ukuran dan warna, serta 7 macam peledak bertanda high explosives.

"Pelaku tertangkap tangan oleh petugas pemindai barang bawaan pada pos pemeriksaan pertama di Terminal Keberangkatan 1B," kata Salahudin dalam siaran persnya, Senin (8/8).

Ketiga pelaku bernama Leeoeun Kyung, Khan Jae Soon serta Won Jeong Yeon. Mereka berhasil lolos dari pemeriksaan ketika bertolak dari Bandara Incheon Korea dan tiba di Soekarno-Hatta pada Minggu (7/8) malam, menggunakan Korean Airlines KAL-627.
Barang bawaan berisi bahan peledak itu terdeteksi pada monitor pemantau mesin x-ray sehingga petugas meminta pelaku untuk membongkar isi tas mereka. Ketiganya pun langsung digiring ke posko keamanan.

Namun menurut pengakuan para pelaku, barang-barang itu bukanlah peledak sungguhan, melainkan alat peraga alias dummy. Mereka mengaku akan memakai alat peraga buatan Global Hanwha Explosives Dream itu untuk presentasi di sebuah perusahaan tambang di Balikpapan bernama PAMA.

"Mereka mengaku datang atas undangan, tetapi tidak bisa menunjukkan dokumen yang memperkuat penjelasan mereka,” jelas Rafi.

Rafi mengatakan langkah antisipasi perlu dilakukan meskipun barang mencurigakan belum tentu bom. Sebab, petugas keamanan bertugas menjaga keselamatan dan keamanan bandara dan penerbangan dari segala hal yang mencurigakan dan berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Peristiwa penangkapan para pelaku dan barang bukti untungnya tidak membuat heboh dan menghambat operasional penerbangan di Terminal 1 B. Saat ini ketiga pelaku telah diserahkan ke Polres Bandara untuk diproses lebih lanjut. ( National.kontan.co.id )

Namun, kini sudah dilepaskan polisi pada pukul 09.00 WIB. "Sudah dilepas lagi setelah diperiksa ternyata tidak berbahaya dan ada pernyataan dari perusahaan itu. Mereka langsung naik penerbangan berikutnya," ucap Komisaris Besar Reynhard Silitonga. ( Kompas.com )

Minggu, 07 Agustus 2011

Pemkot Tangerang Tolak Perluasan Bandara Soetta

TANGERANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dengan tegas menolak rencana perluasan Bandara Soekarno-Hata (Soetta) yang ingin menjadi bandara kelas dunia pada 2014 mendatang dengan membuat runway baru serta penutupan pintu M1 yang menjadi akses masuk ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dari Kota Tangerang. Apalagi baik perluasan bandara dan penutupan pintu M1 itu akan dilakukan sepihak.

Dampaknya, dua rencana itu dipastikan menambah permasalahan bagi Kota Tangerang. ”Saya bingung dengan PT AP II yang tidak memberikan informasi terkait rencana pengembangan Bandara Soekarno-Hatta dan penutupan pintu M kepada pemerintah daerah (pemda, Red). Kebijakan itu pasti berdampak pada warga Kota Tangerang. Semestinya kami diberitahu,” terang Wakil Walikota Tangerang, Arief R Wirmansyah.

Dia mencontohkan, rencana pengelola bandara menutup pintu M1 akan berdampak kemacetan di Kota Tangerang menuju Bandara Soetta. Pasalnya, akses belakang Bandara Soetta itu menjadi salah satu jalur alternatif warga Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang menuju tempat kerjanya di Jakarta. ”Saya rasa penutupan pintu M1 itu bukan solusi terbaik,” cetusnya.

Apalagi, sebelumnya PT AP II telah melakukan beberapa kali penutupan Pintu M1 tapi tidak permanen. Lantaran, pintu M1 kembali dibuka untuk umum setelah diprotes terkait maraknya pungutan liar (pungli). Seharusnya, ungkap Arief juga, sebelum PT AP II menutup akses pintu M1 dicarikan jalan pengganti atau jalur alternatif masyarakat dan penguna kendaraan yang biasa mengunakan jalur pintu M1 menuju Jakarta.

”Penutupan pintu M1 bandara belum saatnya. Tidak ada tujuan jelas dari PT AP II menutup pintu M1 itu. Kalau ditutup juga maka efeknya wilayah Kota Tangerang menjadi macet,” cetus Arief juga. Selain itu, ungkap Arief juga, rencana PT AP II mengembangkan Bandara Soetta dengan dana Rp 11,7 triliun juga belum melalui berbagai kajian. ”Kalau tidak dilakukan maka berdampak kepada masyarakat Kota Tangerang,” ungkapnya juga.

Seperti dampak lingkungan dan kesehatan. Selama ini kebisingan mesin pesawat yang take-off dan landing menganggu masyarakat yang berdomisili di sekitar bandara. Seperti warga yang tinggal di Kecamatan Batu Ceper, Selapajang dan Neglasari. ”Sudah lama warga terganggu pendengarannya. Itu akibat kebisingan mesin pesawat. Rumah warga juga sering rusak akibat terkena hembusan angin pesawat,” cetusnya juga.

Dampak lingkungan seperti itu yang seharusnya diantisipasi dari pengembangan Bandara Soekarno-Hatta yang ingin menjadi bandara kelas dunia pada 2014 bila ingin terwujud. Apalagi, program perluasan bandara itu akan membuat wilayah Kota Tangerang makin sempit. ”Kami akan meminta pemerintah pusat mencari alternatif lahan lain untuk perluasan Bandara Soekarno-Hatta ini,” ungkapnya lagi.

Dia memberikan solusi ada lahan seluas 700 hektare milik Pertamina di wilayah Kabupaten Tangerang yang lokasinya cukup ideal untuk penerbangan. ”Saya rasa dana Rp 11,7 triliun cukup untuk membeli lahan baru dan dana pembangunan lapangan terbang baru di tempat lain. Jadi tidak harus di Kota Tangerang,” ungkapnya juga. Arif mencontohkan New York mempunyai dua bandara walau ada dalam satu daerah.

Sementara itu, Deputi Senior General Manager PT AP II, Mulya Abdi mengatakan belum bisa mengomentari sikap penolakan Pemkot Tangerang terkait rencana pengembangan Bandara Soetta dan penutupan pintu bandara M1. ”Belum kami ketahui seperti apa keinginan mereka (pemda, Red) terkait penolakan itu,” ucapnya singkat.