KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT
Aktivitas di Bandara Ngurah Rai, Bali, Selasa (26/4/2011).
JAKARTA, KOMPAS.com — Permintaan otoritas penerbangan RI agar bandara di bawah manajemen PT Angkasa Pura I dan II dioperasikan selama 24 jam sehari mendapat dukungan dari perusahaan bersangkutan. Namun, pelaksanaannya harus rasional, yaitu bandara yang sangat sibuk dengan kegiatan penerbangan.
Dua perusahaan pengelola bandara di Indonesia bagian barat dan timur pun saat ini melakukan pengkajian pengoperasian bandara selama 24 jam. Saat ini ada enam bandara di Indonesia yang beroperasi selama 24 jam, yakni tiga bandara di bawah AP II, yakni Bandara Soekarno-Hatta (Cengkareng), Bandara Halim Perdanakusuma (carter/Jakarta), dan Bandara Polonia Medan; dan tiga bandara di bawah API, yaitu Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Ngurah Rai (Denpasar), dan Bandara Hasanuddin (Makassar).
Direktur Teknik dan Operasi PT AP II Salahuddin Rafi mengatakan, saat ini masih ada sembilan bandara lainnya yang belum beroperasi 24 jam sehari. Pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengoperasikan beberapa di antaranya agar bisa beroperasi setiap saat.
"Secara prinsip kami mendukung arahan dari Dirjen (Herry Bakti). AP II akan mengupayakan agar seluruh bandara di bawah manajemen kami beroperasi selama 24 jam sehari," kata Rafi di Jakarta, Selasa (3/5/2011).
Menurutnya, saat ini pihaknya sedang mengkaji untuk menyiapkan sejumlah bandara yang akan dioperasikan selama 24 jam. Bandar udara tersebut adalah Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Supadio (Pontianak), Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (Palembang), dan Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru).
"Semua akan dikaji lebih dahulu kesiapannya," katanya.
Ia menjelaskan, untuk beroperasi 24 jam, bandara harus memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi, hal ini yang masih menjadi kajian AP II. Menurut dia, jumlah penerbangan menjadi pertimbangan penting. Percuma saja bandara beroperasi 24 jam kalau trafik penerbangannya sedikit.
"Kalau flight terakhir saja jam lima sore, masa iya harus beroperasi 24 jam. Selain itu, bandara bersangkutan harus bukan bandara transit," ujar Rafi.
Selain itu, jelasnya, potensi pasar ke depan juga akan dijadikan tolok ukur pengoperasian bandara selama 24 jam. Empat bandara yang disiapkan itu, jelasnya, memiliki potensi tersebut. Saat ini semua bandara di bawah AP II telah memiliki instrument landing system (ILS) sehingga pada intinya telah bisa dilewati tengah malam.
Sekretaris Perusahaan PT AP I Miduk Situmorang menyatakan, pihaknya juga mendukung program enam koridor ekonomi nasional tersebut. Saat ini AP I sedang melakukan pengkajian terhadap beroperasinya bandara selama 24 jam.
"Ada beberapa bandara yang berpotensi untuk beroperasi selama 24 jam, misalnya di Manado (Sam Ratulangi) yang penerbangan terakhir bisa sampai pukul 24.00 atau di Balikpapan (Sepinggan). Pada intinya program ini dikaji agar terjadi efisiensi dalam operasi bandara," imbuhnya.
Untuk beroperasi selama itu, tambah Miduk, perusahaan membutuhkan sumber daya lebih karena harus ada penambahan giliran kerja. Yang biasanya hanya tiga shift, maka nantinya bisa ditambah jadi empat shift. Karenanya, penambahan jam operasi harus dipikirkan secara matang. (Tribunnews/Hendra Gunawan)
Sumber : tribunnews.com
bisniskeuangan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar