Kamis, 12 Mei 2011

Bisakah Kayu Dipakai untuk Bahan Pesawat?

TEMPO/ Amston Probel
TEMPO Interaktif, Bandung - Kepala Operasi Pengisian Pesawat Udara dan Tenaga Teknik Khusus Pengawasan Mutu Bahan Bakar Penerbangan Bandara Utarum Kaimana, Hayat La Obo, mengungkapkan bahwa beberapa bagian dalam pesawat Merpati Nusantara Airlines MA-60 yang jatuh di Kaimana, Papua Barat, Sabtu lalu, terbuat dari kayu. Ini mengejutkan. Selama ini biasanya bahan yang dipakai untuk pembuatan pesawat berasal dai alumunium atau bahan baku yang bisa membuatnya bertahan dalam situasi darurat.

Bisakah kayu digunakan untuk bahan pesawat? Menurut pemerhati penerbangan dari Institut Teknologi Bandung, Djoko Sarjadi, kayu bisa saja dibuat menjadi bagian bahan dari pesawat. Namun, ada syaratnya, yaitu harus ringan dan kuat. Pabrik pesawat biasanya memakai kayu balsa atau randu. "Kemudian dilapis serat kaca atau akrilik agar lebih kuat," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu 11 Mei 2011.

Jadi, kata dia, bahan kayu ini dipakai bukan untuk struktur utama, melainkan untuk interior. Pemakaiannya hanya pada tempat-tempat tertentu.

Penempatan kayu itu, misalnya, sebagai panel pembatas kabin, panel toilet, dan meja kecil di dalamnya atau untuk meja makan penumpang. "Kayu itu hanya boleh berada di tempat yang loading-nya rendah," kata staf pengajar dari Kelompok Keahlian Aerodinamika Program Studi Aeronotika dan Astronika Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu.

Akan tetapi, Hayat La Obo menyatakan bahwa kayu yang ia lihat di Merpati MA-60 itu bukan digunakan untuk interior, melainkan digunakan sebagai bagian dari pesawat itu. "Saya orang pertama yang melihat itu. Buktinya ada di saya. Isi dalamnya adalah dari kayu," katanya. "Lah, saya ada fotonya, kok."

Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Sardjono Jhony Tjitrokusumo membantah pesawat jenis MA-60 yang terjatuh di Perairan Kaimana, Papua Barat, terbuat dari kayu. "Itu bukan kayu, tapi serat fiber dengan teknologi honeycomb (sarang lebah)," ujarnya.

Kata dia, teknologi 'sarang lebah' saat ini dipakai di sejumlah pesawat di dunia. Teknologi ini pun dikenal kuat dan ringan. "Pesawat umum memakai teknologi ini. Bukan terbuat dari kayu," ujarnya.

Sumber : tempointeraktif.com

Tidak ada komentar: